Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2025

Tak ingin menjadi bara*

Gambar
Amarah ini meledak,  bukan karena aku ingin tapi karena ruang dalam dada tak lagi sanggup membendung gelombang yang terus mengempas. Aku telah mencoba menjadi tenang,  menjadi telaga yang memantulkan langit,  tapi entah bagaimana badai itu datang, menggulung semua ketenangan yang susah payah aku bangun. Ini bukan tentang ingin marah,  ini tentang luka yang terlalu lama diam,  tentang suara yang dipaksa bungkam,  tentang kesabaran yang perlahan habis dijemput kecewa.  Aku tidak ingin menjadi bara,  tidak ingin menjadi ledakan yang melukai.  Tapi kadang, diam pun bisa berubah jadi racun yang membakar dari dalam. Amarahku bukan panggilan untuk perang, melainkan jeritan hati yang tak tahu lagi cara lain untuk didengar.  Dalam dentuman emosiku,  ada tangis yang tersembunyi.  Dalam bentakan yang mungkin menyakitkan,  ada rindu akan pengertian yang tak pernah datarios, Jangan hanya lihat aninya laga tanganku yang...

RAMADHAN KALI INI"

Gambar
Ramadan kali ini terasa lebih sunyi.  Di antara gema takbir yang menggema di langit malam,  ia hanya bisa menatap kosong pada jendela yang terbuka,  membiarkan angin malam menyentuh wajahnya yang letih.  Dulu, saat Ramadan tiba, rumahnya dipenuhi tawa dan kehangatan, suara piring beradu,  aroma masakan ibu yang memenuhi ruangan, serta canda tawa yang mengiringi waktu berbuka. Tapi kini, semua itu hanya kenangan yang terus berputar di kepalanya,  seolah menjadi bayang-bayang yang enggan pergi.  Ia berjalan melewati jalanan yang ramai,  melihat anak-anak lain menggenggam tangan orang tua mereka,  melangkah dengan riang menuju masjid. Langkahnya berat, tapi ia tetap melangkah, berharap ada keajaiban kecil yang menyapanya di tengah kesunyian.  Di dalam masjid, lantunan doa terdengar begitu syahdu, membungkus hatinya yang dingin.  Ia merapatkan tangan, berbisik dalam hati, "Ya Tuhan, aku rindu rumah."  Waktu sahur t...

AKU MENYUKAI CARAMU*

Gambar
Berbekal tinta yang kujarah dari waktu,  aku hendak menuliskanmu  Aku menyusun kata, mencari jejak dari banyak alasan,  mengapa kepadamu aku menjatuhkan perasaan. Awalnya kukira menemukanmu hanya sebuah kebetulan,  sebab bagiku, cinta memiliki takdir untuk hadir sendiri. Semakin mengenal sisi gelap dan rapuhmu,  aku semakin ingin lebih lama untuk tinggal,  lalu memutuskan untuk menjadikanmu tempat kedatangan yang tidak memiliki pintu keberangkatan. Bukan pula karena kamu yang sabar,  sebab sama sepertiku -ada waktu-waktu, di mana keadaan memaksamu untuk meninggikan keakuan,  menyulut api di dada sendiri, atau kamu yang gemar memilih bungkam,  di saat aku ingin berdebat panjang.  Mencintaimu pun bukan karena kamu selalu baik. Ada saatnya salah, ada kalanya kamu membuatku patah.  Ada masa di mana kamu memilih marah,  dengan cara yang tak aku terima, atau bahkan membuat kita saling terluka.  Aku menyukai caramu be...

maka kau tanyakan pada dirimu setega apa kau memperlakukan aku, KATA LOGIKA

Gambar
Jika suatu saat nanti  kamu melihatku dirangkul dan disayang oleh orang yang tepat, maka ingatlah dulu aku selalu berharap orang itu adalah kamu.  Jika suatu saat nanti kamu menemukan aku bersama seseorang,  maka ketahuilah butuh waktu yang lama bagiku untuk benar-benar melupakanmu,  sampai akhirnya menerima orang lain yang sangat mencintaiku.  Jika suatu saat nanti kau tak sengaja  membaca pesanku yang masih tersimpan di ponsel mu,  maka ketahuilah bahwa dibalik kalimat yang tertulis itu ada banyak air mata yang tumpah hanya karena takut kehilangan dirimu,  meski ternyata aku benar-benar harus kehilangan mu  Jika suatu saat nanti kau melihat story ku  yang nampak bahagia dengan semua foto-foto ku yang tersenyum tanpamu,  maka ketahuilah bahwa ada luka hebat meremas batin ku karena ulah mu.  Jika suatu nanti kau menyesali dan berharap semuanya kembali,  maka kau tanyakan pada dirimu setega apa kau memperlakukan...

"JATUH CINTA PADA SENJA"

Gambar
Ada yang diam-diam jatuh cinta pada senja, bukan karena warnanya yang jingga,  tapi karena caranya pamit dengan tenang. Senja mengajarkan kita,  bahwa pergi tak selalu tentang kehilangan, kadang itu cuma jeda untuk kembali lebih utuh. Semua orang pernah merasa seperti senja-Indah tapi tak bisa lama, hangat tapi harus reda.  Tapi justru di situlah kekuatannya: senja tidak memaksa untuk bertahan,  tapi selalu kembali esok hari dengan keindahan yang berbeda. Maka jika hari ini kamu lelah, tak apa.  Jadilah seperti senja; berhenti sebentar, tenggelam dengan anggun,  lalu bangkit lagi saat waktunya tiba.  Karena tidak ada luka yang abadi,  seperti tidak ada senja yang selamanya pergi.