Trauma dan Luka Lama
Sudut gelap menjadi
tempat persembunyianku,
dari dunia yang semakin tiada empati.
Bisikan lirih yang terdengar
di sepenjuru ruangan
seakan membuatku gila.
Amigdala terus memaksa
mengingat peristiwa mengerikan,
membuatku terkurung dalam gelapnya trauma.
Tak hentinya aku merintih,
tak letihnya pintaku panjatkan
pada siapa pun yang mendengar.
Namun tak ada yang menghiraukan,
tak ada yang tergerak merengkuh raga yang hampir luruh,
tak ada yang bersedia menjadi pelita kecil bagiku,
sementara bisik serakku tenggelam dalam sunyi.
Di sini, ragaku terbelenggu rantai trauma,
jiwaku terkurung dalam sangkar amigdala.
Sampai kapan Kau akan terus menyiksaku,
wahai semesta?
Komentar
Posting Komentar