Aksara, Kumala
Aksara : Ada apa.?
Mengapa kau tiba tiba memilih menghilang tanpa ku duga...
Apa yang sebenarnya tertera...
Apa kau hanyut dalam gelombang paradigma...
Atau kah aku tersesat dalam arya pita loka.
Kumala : Ya karena aku merasa tak pantas untuk dirimu yang menurut ku sempurna.
Aksara : Sejujurnya terlalu banyak sajak ku tulis
untuk menggambarkan dirimu, namun baru saja aku sadar, kata saja tak kan cukup, menggambarkan indahnya dirimu.
yg terbalut cintaku, walaupun aku tau cintaku tak pernah engkau rasa.
Kumala : Bukannya aku tak merasakan kehadiran mu di dalam seluk Relung nadiku. namun, apalah dayaku yang tak lebih berharga dari koin perak sedangkan engkau tinggi di atas awan bagaikan sebuah bulan 🌒 purnama yang indah.
Aksara : meskipun hanya sekedar kiasan yang kau tuang .
tetapi harapan untuk bersamamu yang tidak mungkin bisa ku genggam.
Ingat saja tuan,
di setiap tinta diksiku.
hanya tentang kisahmu😌
Kumala : Namun tintamu akan dikalahkan oleh tinta yang Allah takdirkan bagiku mulai aku lahir dan sejatinya itulah jejak langkah ku.
Aksara : Harap ku mungkin kah akan sirna?
Sedang engkau yang di sana selalu kuharap kehadirannya..
Haruskah aku, berteriak pada semesta agar engkau bisa di takdirkan aku punya..
Kumala : Sementara semestamu bisa hanya bisa mendengar tak bisa mengubah surat yang tertulis dan telah beredar
Kumala : Semoga tinta yang kau tuliskan tak jauh dari jalan takdirku
Aksara : Mungkin begini lah akhirnya...
Aku pun hanya mampu pasrah...
Kan ku biarkan do'a dan takdir bertarung di atas langit...
Kumala : Baiklah aku harap juga begitu
Aksara : Terakhir kata maaf kan lah...
Kumala : Sama² semoga harimu indah
[17/03/25 14:55]
Komentar
Posting Komentar